Wednesday, July 2, 2008

Summer di Chicago yang menggairahkan

Memasuki penghujung bulan Juni ini, kembali ke menjejakkan kaki di Chicago, kota penuh gairah musim panas. Kata gairah barangkali tepat. Udara hangat, yang tentu saja masih relatif dingin bagi kulit tropis kami, telah mengundang kegairahan luar biasa di kota ini. Di sana-sini terlihat orang berlalu lalang dengan pakaian minim (bukan seadanya tentu saja). Seksi, cantik … dan … indah (kalau mau melihatnya demikian tentu saja).

Tahun lalu, kami tinggal di Rockhurst Hall, suatu kompleks apartemen yang tidak bisa dikatakan indah. Namun demikian, ketidakindahan tempat tinggal apartemen itu masih terkompensasi dengan beberapa hal lain. Jalan sepuluh menit dari sana, kami sudah sampai di Simpson Hall yang menyediakan berbagai makanan. Belok ke sebelah kanan, kami sudah berdiri di bibir Danau Michigan biru yang tak terlihat batas seberangnya. Bila bosan makan di Simpson Hall, naik bis 147 selama 5 – 7 menit sudah mengantar kami ke Thai Resto. Rockhurst Hall terletak di kompleks apartemen-apartemen lain yang dimiliki oleh Loyola University Chicago. Secara fisik lebih nyaman untuk musim panas. Alasannya sederhana, kami dipaksa jalan dan naik bis sebelum kuliah. Butuh waktu minimal 45 menit untuk sampai sekolah di downtown.

Tapi itu barangkali tantangan fisik yang dibutuhkan. Aku baru menyadarinya sekarang. Semester ini kondisi berbeda. Kami menempati kompleks apartemen bernama Baumhart Hall yang berlantai 25. Aku sendiri berada di Lantai 24, satu ruangan dengan dua Romo Jesuit yang lain. Barangkali kami belum cukup menikmati tempat yang jauh lebih mewah ini. Bangunannya baru. Sangat baru bahkan. Baru selesai dibangun dan ditinggali tahun lalu. Fasilitas pun lebih dari sekedar lengkap. Masing-masing kamar dilengkapi dengan wireless access point buatan Cisco System. Kecepatannya? Jangan tanya! Ini Amerika bok … 54 mbps. Download file sebesar 20 MB hanya sekedipan mata! Mau chatting? Ngobrol via skype? Just a piece of cake! Coba kalau di negeri kita yang relatif masih terbelakang dalam hal teknologi? Jaringan dengan bandwith 2MB saja dipakai untuk 12,000 di USD. Di sini? Utk 15.000 mahasiswa, jaringan bandwithnya berapa? 200MB lebih … serba wow …

Masing-masing kamar apartemen dilengkapi dengan dapur, dengan tungku listrik, microwave, pemanggang roti, mesin pencuci piring, sink dengan air dingin dan panas yang mengalir dengan derasnya. Masing-masing ruang apartemen ada dua kamar mandi. Khusus untuk fasilitas ini, rupanya kami merasa perlu untuk semakin jarang menggunakannya. Mandi dua kali sehari tampaknya akan menjadi pantangan bagi kami, apalagi ketika hari-hari dingin ke depan semakin dekat. Mandi tidak diperlukan. Alasannya sederhana: bukannya malas karena enggak mau bersih, tetapi malas menderita gatal-gatal! Udara dingin dan kering sering menipu. Bagi orang-orang dari daratan tropis, mencari kehangatan dengan mandi air hangat merupakan pilihan yang menarik. Namun, sebenarnya hal itu merupakan kebodohan yang tidak perlu dibuat. Mengapa? Ketika udara begitu dingin, kelembaban udara cenderung makin berkurang. Kelembaban yang makin berkurang membuat kulit mudah berkerut dan mbesisik. Udara dingin yang kering tidak logis kalau dilawan dengan air hangat, karena hanya akan membuat kulit semakin kering saja. Tanpa disadari, orang-orang tropis yang tidak tahu-menahu logika macam ini akan mandi dengan air hangat, dua kali sehari, dan kemudian akan selalu fidgeting ketika di kelas! Pokoknya seperti monyet yang berhari-hari tidak bertemu temannya untuk saling berbagi kebahagiaan mencari kutu di tubuh mereka.

Kembali ke Baumhart Hall lagi. Apartemen bertinggi 25 lantai ini terletak persis di tengah kota, dekat Water Tower, satu-satunya gedung yang tidak dijarah api ketika terjadi kebakaran hebat di Chicago di tahun 1870. Kebakaran yang konon kabarnya menghabiskan hampir seluruh kota ini begitu mencekamnya, sehingga suara yang paling dominan di kota Chicago ini adalah raungan mobil-mobil pemadam kebakaran. Kalau di Indonesia yang paling dominan suara adzan, di Chicago suara mobil pemadam kebakaran. Lain ladang lain belalang, lain piring lain lauknya.

Berbicara mengenai fasilitas lainnya? Jangan tanya. Ada gymn yang berada di lantai 4. Aku sendiri merasa tidak PD untuk mencobanya. Ketika seorang teman meminta untuk diantar cuci baju di Lantai 4, aku hanya berani masuk ruangan dan tidak menyentuh alat gymn yang ada. Makhlum, usiaku rupanya sudah membunuh naluri coba-coba dari masa kanak-kanakku. Naluri untuk belajar secara alamiah tiba-tiba ngeloyor pergi, apalagi di sebelah kanan tampak cewek bule sedang berlari-lari di papan treadmill.

Itulah tempat tinggal baru kami. Baumhart Hall, yang terletak di 26 E. Pearson Street. Tempat yang sekarang ini belum menghadirkan tantangan fisik yang kami butuhkan, tetapi barangkali akan menjadi tempat yang paling tepat untuk musim dingin nanti.

2 comments:

Chrysogonus said...

Waduh... Bikin sirik... Bandwith koneksi di rumah aja cuma 115,2 kbps ni pak... Mau buka yahoomail aja setengah mati!

Nungky Setiyaji said...

wuiiiihhhh.....wish i was there...kapan yaaa????