Wednesday, April 16, 2008

Change ...

Perubahan? Gampang-gampang sulit. Mengubah kebiasaan tidak lah mudah bagi banyak orang. Bagi sebagian orang lain tidak terlalu sulit. Namun, yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana mempertahankan konsistensi dalam perubahan itu sendiri? Apakah memang benar-benar sikap dan semangat perubahan menjadi bagian integral dalam hidup? Atau hanya menjadi sesuatu yang dilakukan dengan penuh antusiasme pada waktu-waktu pertama, dan sesudah itu hilang tidak berbekas?

Dua minggu berlalu sudah. Aku melibatkan diri dalam sebuah upaya kecil untuk Prodi PBI USD: menulis proposal Hibah INHERENT K-1. Isinya sederhana: mengajukan proposal untuk mendapatkan pendanaan pengembangan modul pembelajaran berbasis digital. Tidak banyak memang untuk ukuran sebuah Hibah. Namun, kalau memang mendapatkan pendanaan, ini akan mengubah berbagai hal yang fundamental di Prodi. Sudah terlalu banyak contoh. Fakultas Farmasi USD sebelumnya mendapat nilai C untuk akreditasi. Setelah mendapatkan Hibah A-1 (kalau tidak salah kurang dari 300 jt), ada perubahan besar di dalamnya. Akreditasi langsung jadi A. Dosen-dosennya terbiasa bekerja keras. Ada skema external accountability yang menjadi parameter untuk peningkatan kinerja seluruh pihak terkait. Hibah A-3 yang mengucurkan dana lebih dari 2 M rupiah untuk prodi itu semakin menegaskan membaiknya kinerja Fakultas Farmasi. Jangan heran, fakultas itu berubah menjadi sebuah institusi yang sangat kuat baik dalam hal sumber daya manusia dan fasilitasnya. Para dosennya cenderung bisa bekerja lebih 'cak-cek'. Coba apa yang terjadi dengan prodi-prodi yang belum pernah mendapatkan hibah?

Tradisi 'ngobrol' sana-sini, kelihatan sibuk dan tidak menghasilkan sesuatu yang produktif menjadi ciri khas utama. Gesekan-gesekan yang terjadi cenderung emosional. Identitas diri masih dicari-cari, karena hati mudah terluka akibat ucapan-ucapan yang ditanggapi dengan sensitivitas yang berlebihan.

Sementara, adanya hibah yang memaksa sejumlah pihak di dalamnya untuk bekerja kolaboratif, mau tidak mau membuat orang untuk berpikir strategis. Mereka terbiasa untuk membuka diri dan bekerja sama. Para dosen di dalamnya tidak punya pilihan lain kecuali menyelesaikan serangkaian proyek yang diukur melalui parameter yang pasti. Tidak ada waktu untuk sakit hati kalau ada perbedaan pendapat dan perbedaan pandangan.

Itulah yang aku impikan. Semoga, Hibah K-1 yang kami ajukan kali ini benar-benar menjadi anugerah untuk meningkatkan kinerja Prodi PBI yang sebenarnya merupakan salah satu prodi paling potensial dalam hal sumber daya dan tradisi yang kuat. Aku tentu saja tidak akan terlalu banyak menikmati perbaikan yang akan muncul karenanya. Karena toh aku akan meninggalkan prodi PBI ini. Sepulang dari studi lanjut nantinya, aku harus bekerja di bidang lain ... Jadi motivasi utama yang mendorongku adalah: sebuah mimpi untuk menanam benih semangat kolaboratif. Semangat yang tidak bisa digantikan oleh apapun ...